Manfaat dan Bahaya Sabu-sabu
Euforia dan “Ectasy”
Sabu murni berbentuk kristal putih. Merupakan golongan obat stimulan
jenis Metamphetamine yang satu derivat turunan dengan Amphetamine yang
terkandung dalam pil ekstasi. Banyak orang menggunakan zat ini untuk
mendapatkan efek psikologis .
Efek yang paling diinginkan adalah
perasaan euforia sampai ectasy (senang yang sangat berlebihan). Obat ini
juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri dan
peningkatan libido. Pemakai sabu bisa tampil penuh percaya diri tanpa
ada perasaan malu sedikit pun dan menjadi orang yang berbeda kepribadian
dari sebelumnya.
Salah satu yang mungkin menarik banyak orang
untuk memakai zat ini adalah pemakaian zat ini tidak dibarengi dengan
efek sedasi atau menurunnya kesadaran akibat zat tersebut. Tidak seperti
pemakai heroin atau ganja, pemakai sabu dapat membuat dirinya untuk
tetap membuat terjaga dan konsentrasi.
Selain efek yang menyenangkan
di atas, sebenarnya sabu juga membuat timbulnya gejala-gejala
psikosomatik, paranoid, halusinasi dan agresivitas. Kelebihan pemakaian
obat ini akan membuat orang menjadii mudah tersinggung dan berani
berbuat sesuatu yang mengambil risiko.
Jika melihat efeknya yang
menyenangkan di atas, terutama berkaitan dengan percaya diri tampil dan
peningkatan keberanian, tidak heran banyak artis yang senang
menggunakannya. Dengan alasan ingin menambah proses kreatif, maka sabu
pun terkadang digunakan.
Satu lagi alasan adalah memakai sabu
membuat orang tidak ingin makan. Tidak heran, jaman dahulu, obat
golongan ini juga banyak digunakan untuk melakukan diet walaupun saat
ini sudah ditinggalkan karena efek ketergantungan dan kerusakan otaknya.
Efek terhadap fisik
Pemakaian sabu apalagi yang berlebihan menyimpan potensi bahaya besar
untuk kesehatan fisik. Efek stimulan pada obat ini menyebabkan kerja
jantung dan pembuluh darah tubuh menjadi berlebihan. Peningkatan
tekanan darah baik sistolik dan diastolik sangat nyata pada penggunaan
sabu. Hal ini akan dibarengi tentunya dengan denyut jantung yang
kencang. Tidak heran jika jenis narkotika ini akan membawa dampak sangat
berbahaya bagi penderita hipertensi atau darah tinggi.
Selain
itu, sabu bisa menimbulkan efek kejang sampai perdarahan otak. Saya
sendiri pernah secara langsung melihat di unit gawat darurat pasien
wanita yang mengalami kejang dan perdarahan otak akibat penggunaan
shabu-shabu yang berlebihan. Pasien akhirnya meninggal karena perdarahan
otaknya.
Seringkali juga didapatkan efek peningkatan suhu tubuh
yang tinggi sehingga menyebabkan demam luar biasa pada penggunanya.
Peningkatan suhu tubuh yang berlebihan sangat berbahaya karena juga
sangat mempengaruhi otak dan dapat menimbulkan kejang.
Ketergantungan
Adalah pendapat yang sangat salah jika mengatakan pemakaian sabu tidak
membuat pemakaianya ketergantungan. Pendapat yang salah tersebut mungkin
karena didasari pengalaman para pemakai yang tidak merasakan efek putus
zat setelah pemakaian yang hanya sesekali saja. Pemakaian narkotika
jenis sabu kebanyakan pada saat pesta atau clubbing yang biasanya pada
akhir pekan. Namun jangan salah, penggunaan sesekali ini pun bisa
menimbulkan kerusakan otak yang mengarah kepada pemakaian yang terus
menerus dengan dosis yang semakin tinggi.
Pemakaian sabu secara
terus menerus pada akhirnya akan menimbulkan efek putus zat jika si
orang tersebut sudah tidak memakai lagi. Apa yang terjadi jika si orang
tersebut tidak memakai lagi adalah efek kebalikan dari efek psikologis
yang tadinya didapatkan. Perasaan lelah berlebihan, kecemasan yang luar
biasa, tidak merasa percaya diri dan terkadang ide paranoid yang muncul
sampai gejala psikosis alias sakit jiwa berat.
Berhenti Sekarang Juga
Sebagai psikiater yang berfokus di bidang psikosomatik. Saya banyak
mendapati pasien-pasien yang mempunyai riwayat pemakaian zat sabu di
masa lalu. Walaupun sudah lama tidak memakai lagi, banyak pasien yang
masih merasakan gejala sisa akibat tidak memakai lagi.
Kebanyakan
dari mereka merasa sulit merasakan kebahagiaan lagi selain gejala-gejala
psikosomatik yang menetap. Hal ini disebabkan karena pemakaian
shabu-shabu yang lama akan merusak sistem serotonin dan dopamin di otak
yang bertanggung jawab terhadap hal ini.
Penanggulangan pasien
dengan kondisi seperti ini memerlukan waktu yang lebih panjang daripada
kondisi psikosomatik yang tidak terdapat riwayat pemakaian zat
sebelumnya. Maka dari itu, saya berharap bagi yang masih menggunakan
shabu-shabu atau zat stimulan lain seperti ekstasi untuk mulai sadar dan
berhenti menggunakannya karena efek yang bukan hanya sementara tapi
juga jangka panjang terhadap otak anda. Tidak ingin kan merasa sulit
bahagia sepanjang hidup anda?(kompas.com)
Dr. Andri SpKj, Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik dan Psikiatri Liaison.
OBAT NARKOBA
Kombinasi Formula Bunga (HF) berperan sebagai Obat Narkoba untuk
pengobatan kecanduan narkoba. Obat Narkoba ini tidak hanya bekerja untuk
mengobati sistem kelenjar syaraf namun obat narkoba ini juga bekerja
untuk mengobati organ tubuh. Obat Narkoba ini merupakan hasil penemuan
Prof.Dr.Diana Mossop dari Inggris. Obat Narkoba ini sebaiknya digunakan
selama minimal 3 bulan pengobatan untuk pemulihan sistem syaraf dan
organ tubuh. Pada bulan pertama dan kedua, Obat Narkoba ini bekerja
dengan mengeluarkan racun-racun yang mengendap pada batang otak dan
organ ; pada bulan ketiga dan keempat, Obat Narkoba ini bekerja dengan
memperbaiki sel-sel yang mengalami kerusakan.
Formula Bunga 1 adalah obat narkoba yang bekerja pada sisitem Saraf Pusat
Formula Bunga 2 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem kelenjar Pineal dan Pituitri dalam otak
Formula Bunga 4 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem kelenjar Hipotalamus dalam otak
Formula Bunga5 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem kelenjar Limbic dalam otak
Formula Bunga 8 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem Medulla Oblongata pada batang otak
Formula Bunga 9 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem Kelenjar Tiroid pada leher
Formula Bunga10 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem Organ Paru untuk pernafasan
Formula Bunga13 adalah obat narkoba yang bekerja pada Kelenjar Anak Ginjal untuk mengontrol hormon Adrenalin
Formula Bunga 18 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem sirkulasi darah baik pada pembuluh arteri maupun pembuluh vena
Reaksi setelah konsumsi Formula Bunga :
Pada bulan pertama (Minggu ke-1 sd Minggu ke-5) : Racun-racun narkoba
yang terdapat pada batang otak dan kelenjar syaraf akan dibersihkan dan
dinetralisir untuk menghilangkan efek adiksi/kecanduan
Pada bulan
kedua (Minggu ke-5 sd Minggu ke-10) : Racun-racun narkoba yang
terdapat dalam organ tubuh seperti jantung , paru, lambung,liver/hati,
limpa dan usus halus akan dibuang dan dinetralisir untuk memperbaiki
fungsi fisiologis tubuh.
Pada bulan ketiga dan keempat (Minggu ke-10
sd Minggu ke-15) : Formula bunga melakukan pemulihan sel-sel syaraf,
kelenjar-kelenjar tubuh seperti pineal,pituity, hipotalamus, dan organ
tubuh. Biasanya setelah bulan ketiga, kecanduan akan hilang dan apabila
si pasien tersebut hendak mengkonsumsi lagi/mencoba-coba lagi narkoba,
tubuh akan melakukan penolakan/perlawanan seperti mual, muntah dan
pusing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar